Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Cerita Foto

Lembut Kayak Mentega: Panasonic 20mm F1.7

Sultan Yohana by Sultan Yohana
January 15, 2015
in Cerita Foto
0
Lembut Kayak Mentega: Panasonic 20mm F1.7
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Sekitar dua tahun silam, saya sempat cukup lama redheng-redheng (baca “dh”-nya kudu kayak baca huruf hijaiyah “thot”, ujung lidah digigit),  ngalor-ngidul nenteng Panasonic GX1 plus lensa Lumix 20mm F1.7. Bukan karena demam mirrorless, tapi ini semata barang dagangan. Entah kenapa, ketika itu si GX1 ini kok membuat saya jatuh cinta, melupakan cinta lainnya pada kamera Leica pertama saya; D-Lux 4 yang ketika itu baru saja laku (jadi penghobi foto sekaligus pedagang kamera seken memang enak, gonta-ganti kamera terus). Panasonic GX1 dengan segala kecanggihannya, seolah membuat memotret semudah memainkan HP. Fokus dengan layar sentuh yang praktis, sangat membantu saya yang ketika itu memang sudah mulai punya masalah dengan mata.

Oh ya, karena D-Lux 4 lah saya akhirnya bisa melupakan Nikon D50, satu-satunya DSLR yang pernah saya beli dalam keadaan baru, dan ngutang lagi. D50 ini, seharusnya tidak saya jual, seharusnya saya simpan saja untuk kenangan. Mengingat kamera ini sudah begitu berjasa bagi saya. Selain untuk membantu kerja ke-wartawan saya, D50 ini, kata orang Jawa: ngrejekeni. Banyak kontes foto saya menangi dengan kamera ini. D50 juga sempat saya jadikan kamera untuk terima foto pernikahan. Meskipun dengan kemampuan saya yang terbatas, serta alat yang cuma lensa kit 18-55mm.

Bukan hanya tentang kecanggihan dan kepraktisan GX1. Foto yang dihasilkan juga – menurut saya – sangat ciamik. Apalagi saat dipasangkan dengan Panasonic 20mm. Penyesalan sebelumnya setelah “kehilangan” D-lux 4 bisa terhapuskan, bahkan mungkin terlupakan dengan performa GX1, terutama lensa 20mm-nya. Lensa ini mampu menghasilkan foto yang tajam, bokeh yang lembut dan tidak provokatif, serta terpenting adalah tone warna yang kuat, berkarakter, serta cenderung gelap. Ibarat film, hasilnya sealiran dengan film-film Christopher Nolan, terutama di trilogy Batman-nya yang beken itu.

Di antara banyak mirrorless yang pernah saya pakai/coba, saya memang cenderung menyukai hasil dari Panasonic atau Olympus. Keduanya seperti mengekor karakter Leica: bahwa foto tidak harus indah saja, melainkan berkarakter kuat. Bahkan untuk foto-foto obyek ala kadarnya yang ada di sekitar kita, kamera-kamera ini mampu memberikan hasil foto yang berkarakter. Bukankah Panasonic sendiri, kini telah bekerja-sama dengan Leica untuk menghasilkan kamera maupun lensa-lensa yang menawan.

Saya kurang setuju menyebut foto-foto hasil dari kamera Leica; indah. Saya pikir Canon-lah “rajanya” penghasil foto-foto indah dan mengesankan. Nikon? Jika ada satu kata yang bisa mewakilkan, mungkin kata “realis” yang cocok untuk hasil-hasil Nikon. Fujifilm? Mirip-mirip Canon; indah, menawan, dengan nuansa glam/our yang tipis namun gurih. Sementara Sony, nyaris semua hasil dari kamera ini kinclong, ngejreng, serta provokatif. Ibarat permen lolipop, semua bocah pasti suka Sony.

Di antara semua merek itu, tentu susah menyebut mana yang TERBAIK. Karena selera lah yang pada akhirnya berbicara. Anda yang doyan tempet penyet, pasti susah menerima menu salmon asap plus kaviar yang sekalipun harganya selangit, namun gagal membuat lidah Anda bergoyang. Pereview favorit saya, Steve Huff pernah mengatakan, “setiap kamera, setiap lensa, punya karakter khas”. Kemudian, tinggal tergantung bagaimana Anda bisa menemukan dan mengeksplorasi karakter tersebut. Saya suka melihat foto-foto menawan – yang tentunya sudah lewat meja seleksi editorial yang sangat ketat – di Majalah National Geographic, dan selanjutnya mencari tahu kamera apa yang dipakai oleh fotografernya. Kadang temuan saya mencengangkan: kamera-kamera yang mereka pakai tidaklah sekeren foto yang mereka hasilkan. Tapi demikianlah fotografer yang sudah menemukan karakter, dengan kamera apa saja, foto yang dihasilkan akan TERASA.

Sepekan lalu, saya dapat lagi Panasonic 20mm F1.7, dan kali ini mencobanya dengan Olympus OMD E-M5. Berkeliling di sekitaran City Hall, Singapura, Anda yang penggemar “fotografi jalanan”, harus menyimpan lensa ini di tas kameranya. Ringan, mungil, dan hasilnya, saya mengibaratkan seperti mentega lembut dan gurih di dalam roti panggang, yang kemepyur saat terkunyah. Hampir semua foto yang dihasilkan Panasonic 20mm tak perlu dikoreksi tone atau kepekatannya. Tajamnya bahkan sangat terasa di bukaan terbesar F1,7. Saya memang enggan mencoba hingga bukaan terkecil, karena karakter lensa-lensa seperti ini, lebih cocok untuk “fotografi jalanan”, yang bahkan fotografernya jarang mengubah diafragma lensanya di atas F3.5.

Dari banyak lensa untuk mirrorles, terutama yang format micro 4/3, menurut saya, lensa inilah lensa termurah yang paling mendekati karakter Leica. Saya sempat mencoba Pana Leica 25mm dan 45mm untuk mirrorless. Hasil 20mm tak jauh beda, tapi dengan harga yang hampir setengahnya, mungkin panasonic 20mm bisa menjadi pilihan terbaik pengguna kamera micro 4/3.

(SY)

Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

Kucing-kucing Mudik
Cerita Foto

Kucing-kucing Mudik

April 7, 2025
Hitam-Putih dengan 7D2
Cerita Foto

Hitam-Putih dengan 7D2

February 1, 2025
Cerita Foto

Monyet Ekor Panjang di Sebuah Pojok Singapura

January 30, 2025
Next Post
“I only eat till 3/4 full”

"I only eat till 3/4 full"

“See u next time, Mr Lee”

"See u next time, Mr Lee"

Tentang Nafkah Halal

Tentang Nafkah Halal

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Canon 5D Mark II Istimewa

Canon 5D Mark II Istimewa

4 years ago

Secangkir Kopi, Mimpi, dan Diskusi Sastra

20 years ago

Monyet Ekor Panjang di Sebuah Pojok Singapura

4 months ago
Calo Tiket Pun Melanggar HAM

Calo Tiket Pun Melanggar HAM

11 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Abdul Gofur Air minum Alas kaki Batam Bule Catatan Cerita Dollar Efisiensi Ekor panjang Fasilitas Foto Gadis China Gaji Honor Humaniora Indonesia Jatim Johor Karyawan Kedai Kucing Kurs Mahal Malang Malaysia Masjid Menteri Monyet Mudik Pengemis Photo Premanisme rasa singapura Rezeki Rupiah Sejarah Sepakbola Sepeda Singapore Singapura Taipei Taiwan Tanjungpinang Warung
No Result
View All Result

Highlights

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Kucing-kucing Mudik

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

“Seteguk Air Dingin”: dari budaya baik bule di Singapura

Trending

Kita Adalah Orangtua Kandung Premanisme: dan dua buku yang menjelaskan fenomena premanisme
Catatan Lepas

Kita Adalah Orangtua Kandung Premanisme: dan dua buku yang menjelaskan fenomena premanisme

by Sultan Yohana
May 26, 2025
0

SAYA membaca laporan Majalah Tempo pekan ini, "Oke Gas, Hercules". Tentang premanisme, terutama tentang sepakterjang Herkules dengan...

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

May 19, 2025
Efisiensi: Ikhtiar bagaimana Singapura menjadi maju

Efisiensi: Ikhtiar bagaimana Singapura menjadi maju

May 13, 2025
Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

May 3, 2025
Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

April 20, 2025
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana