Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Catatan Lepas Singapura

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

Jalur MRT Singapura-Johor akan kian melupakan Batam!

Sultan Yohana by Sultan Yohana
March 30, 2025
in Singapura
0
Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter


JOHOR City Square, Selasa (18/3/2025) siang, seperti Little Singapore saja. Mall yang juga terhubung dengan Malaysia imigrasi checkpoint itu riuhnya minta ampun. Riuh oleh warga Singapura. Toko-toko pakaian penuh. Kursi-kursi restoran penuh. Lalu-Lalang orang tak putus, sebagian besar sambil menggeret kopor. Siang itu, sepertinya, orang-orang Singapura itu bersiap menghabiskan uang untuk belanja di Johor.

Saya sangat sering ke Malaysia, terutama ke Johor. Tapi, sebelum-sebelumnya, tak pernah mendapati orang Singapura seramai ini memadati Johor.

Memang, dengan kurs dolar Singapura terhadap ringgit Malaysia yang bagus, orang Singapura seperti sangat leluasa berbelanja apa saja keinginan mereka di Johor. Di tempat tinggal saya di Ang Mo Kio, Singapura, nyaris saban hari saya menyaksikan antrian panjang di tempat penukaran uang. Orang-orang lansia, ibu-ibu rumahtangga, remaja-remaja tanggung, pemuda-pemuda usia pekerja; saya dapati sedang antri menukar dolar mereka ke ringgit Malaysia.

Siang itu, meski hari Selasa, Johor seperti kampungnya orang Singapura. Di mana-mana mudah saya temukan orang lSingapura. Di hotel tempat kami menginap, kebanyakan orang Singapura. Di kedai-kedai makan yang kami kunjungi, saya tak susah menemukan orang Singapura. Pendek kata, ke Johor, saya seperti masih berada di Singapura saja.

Sepengamatan saya, ada beberapa faktor penentu yang membuat orang Singapura kini lebih suka menghabiskan uang di Johor. Pertama, tentu saja kurs uang yang berpihak ke dolar Singapura. Ekonomi Singapura yang baik dan stabil, serta politikusnya yang jujur dan mengutamakan kepentingan rakyat, telah membuat kurs uang mereka menguat dibanding nilai uang-uang dari negara tetangga mereka.

Terminal bus Johor yang melayani angkutan dua negara, Malaysia dan Singapura. © F. Sultan Yohana

Kedua, tentu saja kemudahan ke Johor. Hari Minggu lalu, bersama istri, sebelumnya kami berencana nyante ke Batam. Tapi, setelah kami berpikir soal ribetnya pergi ke Batam, terutama perihal tiket ferry yang masih di angka 56 dolar (tiket kapal ferry Sindo), kami memilih memutuskan pergi ke Johor saja. Saya bilang ke istri, biaya tiket ferry untuk dua orang, bisa dialihkan ke hotel yang bagus di Johor. Dan dia setuju.

Sementara ke Johor hanya butuh 2 dolar saja. Naik bus. Kapan saja dan bisa lewat mana saja di banyak titik lokasi Singapura. Simple, mudah, tanpa ribet. Orang Singapura yang punya kendaraan bermotor, mobil atau motor, juga bisa membawa kendaraan mereka menyebrang ke Johor.

Dan ini, mungkin menjadi kabar buruk bagi ekonomi Batam. Kini sedang dibangun jalur MRT langsung dari Singapura ke Johor. Rencananya, akhir tahun 2026, jalur MRT itu sudah bisa dipergunakan. Jika MRT itu sudah beroperasi, mungkin Batam akan semakin dilupakan orang Singapura

Apa yang saya rasakan (ribet dan mahalnya ke Batam), pasti juga dipikirkan banyak orang Singapura lainnya. Hingga kemudian, mereka lebih memilih Johor untuk belanja, berakhir pekan, atau sekedar jalan-jalan cuci mata.

Di masa keemasannya Batam dulu, sebagian ekonomi Batam terputar oleh banyaknya turis Singapura yang datang menghabiskan uang di Batam. Mal-mal meriah dan penuh. Hotel-hotel penuh. Tempat-tempat makan untung besar. Para pengojek sumringah karena sering mengantar orang Singapura (dulu, sebelum era SBY, ada kawan jurnalis yang saat malam nyambi ngojek, dan hasil ngojek lebih banyak ketimbang gajinya sebagai wartawannya).

Ekonomi Batam era sebelum SBY yang bagus, benar-benar dirasakan semua lapisan masyarakat Batam. Dari pemilik hotel hingga pengojek pinggir jalan. Alhasil, ketika itu, kejahatan di Batam minim sekali. Era di mana, bahkan polisi, enggan menilang pelanggar kendaraan bermotor yang lewat di depan matanya. Hehe.

Kini, mal-mal di Batam sepi. Hotel-hotel sepi. Taksi-taksi dan pengojek mengeluh sepi penumpang. Restoran-restoran minim orderan.

Mau tak mau, suka tak suka; ekonomi masyarakat Singapura yang baik, adalah potensi besar bagi negara-negara tetangga untuk merengkuh untung. Tak perlu iri dengan kemajuan Singapura! Sebaliknya, justru manfaatkan peluang itu untuk meraih untung sebesar-besarnya. Dan Johor, seperti TAHU BETUL bagaimana memanfaatkan PELUANG itu.

Berangasur-angsur, namun pasti, Johor terus memperbaiki layanan mereka. Terutama yang berkaitan dengan hubungan/lalu-lintas masyarakat kedua negara. Imigrasi dibuat kian mudah dan menyenangkan. Sarana lalu-lintas diperbanyak. Puncaknya, keberhasilan Johor, tentu saja ketika mereka bisa memastikan pihak Singapura untuk membuka jalur MRT langsung Singapura-Johor. Jalur itu, saya yakin, akan kian memberi dampak ekonomi yang luar biasa bagi kedua belah pihak.

Johor akan mendapat limpahan pengunjung Singapura yang dengan daya beli mereka yang kuat, akan memutar ekonomi mereka. Jalur MR itu juga mempermudah sekitar 300 ribu pekerja Johor yang tiap hari bola-balik Johor-Singapura untuk bekerja. Mendatangkan devisa bagi Johor dari sektor tenaga kerja.

Antrian di sebuah toko roti di JCS. Pembelinya kebanyakan orang Singapura. © F. Sultan Yohana

Di sisi lain, Singapura yang angka ageing population-nya kian mengkhawatirkan, hampir satu dari lima (19.9 persen) WN Singapura berusia di atas 65 tahun, bisa “bernafas” lebih lapang dengan kemungkinan datangnya banyak pekerja usia muda dari Malaysia. Ini bisa kembali memutar ekonomi Singapura yang memang kekurangan pekerja di sektor pekerjaan “kerah biru”. Malaysia, terutama Johor, MENYAMBAR peluang itu dengan meyakinkan pemerintah Singapura, untuk terus meningkatkan kuota tenaga kerja asal Malaysia.

Alasan ketiga, sepengamatan saya, kenapa banyak orang Singapura memilih pelesir dan belanja ke Johor? Karena kualitas barang-barang di Johor, tak jauh berbeda dengan di Singapura. Merek dan kualitas pakaian misalnya, nyaris sama, namun dengan harga yang lebih murah. Dengan hanya dua dolar ongkos nyebrang, serta sekitar setengah jam waktu yang dibutuhkan untuk menyebrang (jika naik kendaraan umum), sungguh “worth it” bagi orang Singapura untuk tiap pekan belanja ke Johor.

Jika di masa awalnya Batam dibangun untuk menyaingi Singapura, lupakan itu! Yang harus dilakukan kini adalah, bagaimana bersaing dengan Johor untuk bisa mendulang untung dari kemajuan Singapura. Jika tidak juga mau berbenah, Batam mungkin hanya akan didatangi apek-apek tua yang punya simpanan bini muda di Batam, yang cuma membawa penyakit dan uang ala kadarnya!

(*)

Tags: BatamJohorSingapura
Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

“Seteguk Air Dingin”: dari budaya baik bule di Singapura
Singapura

“Seteguk Air Dingin”: dari budaya baik bule di Singapura

March 9, 2025
Orang Singapura yang Tidak Bisa ‘Nyante’
Singapura

Orang Singapura yang Tidak Bisa ‘Nyante’

November 6, 2024
Cara Sederhana Singapura Melawan Gratifikasi
Singapura

Cara Sederhana Singapura Melawan Gratifikasi

September 28, 2024
Next Post
Kucing-kucing Mudik

Kucing-kucing Mudik

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Sekeluarga Singapura dan Satunya Babu Indonesia

Sekeluarga Singapura dan Satunya Babu Indonesia

18 years ago
Kuburan Paling Instagrammable in Singapore

Kuburan Paling Instagrammable in Singapore

4 years ago
Nessa, TKI yang Penulis Buku*

Nessa, TKI yang Penulis Buku*

14 years ago

Bocah, Bola, Senja

19 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Abdul Gofur Air minum Alas kaki Batam Bos Bule Catatan Cerita Dollar Ekor panjang Film festival Foto Gadis China Gaji Gratifikasi Honor Humaniora Indonesia Jatim Johor Karyawan Kedai Kucing Kurs Malang Malaysia Masjid Monyet Mudik Palestine Pengemis Photo rasa singapura Rezeki Rupiah Santai Sejarah Sepakbola Singapore Singapura Slot Taipei Taiwan Tanjungpinang Warung
No Result
View All Result

Highlights

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

“Seteguk Air Dingin”: dari budaya baik bule di Singapura

Masjid Abdul Gafoor Singapura: Dibangun oleh pedagang India dan sais kuda dari Bawean

Bagaimana Jika Rejekimu Datang Setahun Sekali?

Hitam-Putih dengan 7D2

Trending

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157
Indonesiaku

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

by Sultan Yohana
May 3, 2025
0

SAAT krisis moneter 1998, kurs rupiah terhadap dolar Singapura terpukul hingga Rp9.950 per 1 dolar. Meski hari...

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

April 20, 2025
Kucing-kucing Mudik

Kucing-kucing Mudik

April 7, 2025
Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

March 30, 2025
Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

March 16, 2025
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana