Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Catatan Lepas Singapura

Begini Kebiasaan Orang Asli Singapura di Eskalator

Sultan Yohana by Sultan Yohana
March 13, 2021
in Singapura
0
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Singapura itu masyarakat multi-etnis. Dari orang Melayu hingga Yahudi, ada. Dari yang sangat religius hingga yang tak beragama, banyak. Dari bule Monaco hingga pembantu asal kampung terpencil Flores, bejibun. Dari lulusan Harvard hingga yang buta huruf, pating tlecek. Dari bule Amerika yang tak tahu adat, hingga noni-noni Jepang yang selalu merundukkan badan untuk berterimakasih; mudah ditemukan.

Pendeknya, Singapura itu gado-gado. Nano-nano rame rasanya. Bayangkan, dari sekitar 5.5 juta orang yang tinggal di sini, hampir setengahnya adalah orang asing yang memegang izin tinggal tetap atau sementara. Begitu beragamnya masyarakat Singapura, asal negara, tingkat pendidikan, otomatis membuat beragam pula budaya dan kebiasan mereka. Maka, jangan heran jika Anda di kereta api misalnya, bisa melihat mbak-mbak India memakai pakaian sari lengkap yang full berbau rempah-rempah, sementara di sampingnya berdiri mbak wanita karier berspan minim, dengan menenteng tas Hermes. Namun demikian, ada beberapa ciri khusus yang menonjol, yang dimiliki warga asli Singapura. Salah satunya, kebiasaan mereka di eskalator, atau tangga berjalan. Orang Singapura asli, yang dididik “secara Singapura”, biasanya akan berdiri di samping kiri saat menaiki eskalator.

Sambil membiarkan sisi kanannya kosong, sebagai bentuk toleransi bagi orang-orang yang mungkin terburu-buru, dikejar waktu. Sekalipun mereka berkelompok, begitu di eskalator, langsung saja mereka membentu barisan: berdiri di samping kiri. Tidak memenuhi eskalator dengan kelompok mereka. Itu adalah budaya. Kebiasaan. Yang mungkin masih bisa diperdebatkan apakah efektif atau tidak; tapi yang jelas, semangat toleransi atau penghormatan pada orang lain, itu yang patut ditiru dan disebarkan. Nah, jika Anda ke Singapura, dan melihat orang dengan seenaknya berdiri menutup jalan saat di eksalator: itu bisa disimpulkan, jika bukan orang asing, mungkin mereka orang asli Singapura yang tidak dididik secara baik. Atau uncle-uncle, auntie-auntie: yang memang keras kepala dan selalu ingin menang sendiri.

Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?
Singapura

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

May 19, 2025
Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura
Singapura

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

March 30, 2025
“Seteguk Air Dingin”: dari budaya baik bule di Singapura
Singapura

“Seteguk Air Dingin”: dari budaya baik bule di Singapura

March 9, 2025
Next Post
Masjid Sultan Singapura & Sekelilingnya

Masjid Sultan Singapura & Sekelilingnya

Canon 5D Mark II Istimewa

Canon 5D Mark II Istimewa

Singapura Punya Hutan

Kampung (di) Singapura yang Dihutankan Lagi!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Pawang Hujan*

19 years ago
“Lima Lelaki Tua di Warung Kopi Tua”

“Lima Lelaki Tua di Warung Kopi Tua”

2 years ago
Sepotong Dialog Ayah-anak

Sepotong Dialog Ayah-anak

14 years ago

Hak Azazi Tikus*

19 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Abdul Gofur Air minum Alas kaki Batam Bule Catatan Cerita Dollar Efisiensi Ekor panjang Fasilitas Foto Gadis China Gaji Honor Humaniora Indonesia Jatim Johor Karyawan Kedai Kucing Kurs Mahal Malang Malaysia Masjid Menteri Monyet Mudik Pengemis Photo Premanisme rasa singapura Rezeki Rupiah Sejarah Sepakbola Sepeda Singapore Singapura Taipei Taiwan Tanjungpinang Warung
No Result
View All Result

Highlights

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Kucing-kucing Mudik

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

“Seteguk Air Dingin”: dari budaya baik bule di Singapura

Trending

Kita Adalah Orangtua Kandung Premanisme: dan dua buku yang menjelaskan fenomena premanisme
Catatan Lepas

Kita Adalah Orangtua Kandung Premanisme: dan dua buku yang menjelaskan fenomena premanisme

by Sultan Yohana
May 26, 2025
0

SAYA membaca laporan Majalah Tempo pekan ini, "Oke Gas, Hercules". Tentang premanisme, terutama tentang sepakterjang Herkules dengan...

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

May 19, 2025
Efisiensi: Ikhtiar bagaimana Singapura menjadi maju

Efisiensi: Ikhtiar bagaimana Singapura menjadi maju

May 13, 2025
Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

May 3, 2025
Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

April 20, 2025
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana