JIKA Anda jalan-jalan ke Singapura, sempatkanlah melongok ke supermarket-supermarket di sana. Ada FairPrice yang punya negara itu! Ada Giant, Carrefour, Cold Storage, dls. Perhatikan karyawan-karyawannya, kasir mereka! Beda dengan Indonesia, rata-rata karyawan supermarket di sini tua-tua. Nenek-kakek. Meski begitu, mereka bisa bekerja dengan sangat cekatan. Tidak main HP sambal melayani pelanggan, apalagi sambil ngobrol cinta dengan pasangan lewat telepon pintar.
Orang-orang muda di Singapura memang ogah bekerja di bidang ini.
Tapi supermarket Sheng Siong beda. Supermarket ini, kebanyakan karyawannya berusia muda. Padahal rata-rata toko-toko yang dimiliki Sheng Siong tidak sementereng supermarket-supermarket lainnya. Jika kebanyakan supermarket besar membuka toko mereka di mal-mal, Sheng Siong justru memilih membuka di bawah-bawah flat/apartemen warga. Toko Sheng SIong juga kecil-kecil. Pendek kata, Sheng Siong tidak sementereng supermarket lainnya. Tapi kenapa banyak orang muda mau bekerja di sana?
Meski tak mentereng dalam penampilan, tapi tahun 2021 silam, Sheng Siong membuat geger publik Singapura. Di saat pandemi masih menyerang dan nyaris semua bisnis meredup, Sheng Siong malah mengganjar karyawan-karyawannya dengan bonus hingga 16 bulan gaji di akhir tahun. Luar biasa! Begitu juga tahun 2023 lalu, kabarnya mereka juga mendapat bonus hingga 15 bulan gaji.
Bagaimana bisa bos-bos perusahaan itu memutuskan untuk memberi bonus sedemikian besar? Saya yakin, jika pun dibonusi maksimal 5 kali gaji, para karyawan Sheng Siong sudah akan sangat bergembira. Tapi, kenapa mereka memutuskan memberi bonus hingga 16 bulan gaji?
Itulah beda antara bos berkelas dengan tidak! Bos-bos berkelas, juragan-juragan yang keren; tidak mansur alias makan sorang! Tidak mau kaya sendirian! Bos atau juragan berkelas tahu, mereka sukses dan kaya raya tersebab keringat dan kerja keras karyawan-karyawannya. Karyawan adalah aset utama, dan karena itu, mereka harus dibayar selayak mungkin. Dibayar sebesar mungkin yang bisa dibayarkan perusahaan. Dibuat segembira mungkin.
Bos-bos kelas “tai kucing” sebaliknya, memilih membayar serendah mungkin karyawannya, atau bahkan kalau bisa mengakali sedemikian rupa agar yang bekerja di tempatnya tidak perlu dibayar! Lambat membayar gaji dan hak karyawannya. Bos-bos seperti ini biasanya, di banyak kisah: aset-asetnya selalu dicuri karyawan sendiri. Ditipu dan dikerjain karyawan sendiri. Dikhianati keluarga. Hingga kemudian lebih banyak berurusan dengan polisi ketimbang hidup damai sejahtera bersama karyawan-karyawan mereka.
Sumber tulisan:
https://www.straitstimes.com/business/companies-markets/sheng-siong-staff-to-get-up-to-16-months-bonus-after-strong-earnings-amid#:~:text=Total%20bonuses%20for%20staff%20ranged,paid%20out%20in%20March%202021.