Membuka koran Posmetro Batam edisi petang kemarin, mata saya langsung tercatut pada satu judul berita delapan kata: Pusing Ngga Dapat Kerja, Ngisap Ganja, Stres Hilang. Tak sadar bibir saya membuncah senyum membaca jalinan kata itu. Ketika meneruskan membaca isinya, kok, saya jadi terperangah dengan pengakuan tersangka yang tertangkap polisi karena suka ngisap-ngisap ganja.
Si tersangka, Sokhi Duha, dalam sebait wawancaranya dengan rekan reporter mencoba membela diri. Kenapa dia suka ngisap mary jane. Katanya ”Saya merasa tenang (setelah ngisap). Seperti nggak ada masalah. Nggak ada beban gitu.”
Olalah…
Beban seperti apa yang membuat Duha terlarut dengan permainan “daun surga”? Pasti berat sekali. Seberat lelaki berkumis tipis itu bingung menghidupi tiga anaknya. Padahal, Duha mengatakan, setahun lewat ia berpredikat sebagai pengangguran. Keterperangahan kedua, juga dari pengakuan Duha: Katanya, uang untuk beli ganja itu dari tabungannya sewaktu kerja setahun silam.
Alamak, macam mana pula pengakuan yang terakhir ini? Ngakunya bingung menghidup tiga anak, punya tabungan malah dipakai untuk membeli daun surga. Mungkin juga Duha benar-benar pingin merasakan bagaimana “enaknya” sorga. Tak sabar, kali?
Tapi sudahlah. Mungkin memang sudah nasibnya Duha harus berakhir di penjara. Pertanyaan yang lebih menggelitik saya adalah, kenapa seorang Duha kesulitan mendapat kerja? Hingga kepalanya puyeng dan harus berhadapan dengan berbagai masalah, dan akhirnya menghisap ganja? Di luar faktor pribadi Duha — saya tak mengenalnya secara pribadi — bukankah seingat saya, dulu, sewaktu pilkada gubernur, ada sebaris janji yang begitu menggoda. Ialah akan membuka lapangan pekerjaan.
Kenyataannya, sekarang, masih ada (saya yakin jauh lebih banyak) orang-orang bernasib seperti Duha. Besok, mungkin akan ada cerita yang serupa. Lusa, mungkin jauh lebih gila. Lusanya lagi, bisa-bisa ada ribuan macam cara untuk melepaskan stres, selain menghisap ganja.
Dan, pastinya jika hal demikian benar terjadi, sel-sel tahanan Lapas Batam akan semakin tidak muat terpenuhi terpidana. Semakin banyak
Saya tidak bisa menyimpulkannya. Terserah pembaca sajalah!