Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Catatan Lepas Humaniora

Lelaki Bermulut Lisptik

Sultan Yohana by Sultan Yohana
September 8, 2005
in Humaniora
0
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Aku ragu mengatakan, apakah dia seorang lelaki. Aku ragu memastikan, apakah peler kemaluannya berfungsi sebaik yang pada umumnya lelaki punya. Bahkan, sampai saat ini, aku tidak bisa meyakinkan diriku sendiri, penampilannya yang selalu klimis maskulin dengan minyak rambut yang selalu berlebih hingga terleler ke jidatnya, sanggup membuat setiap perempuan takluk di ketiaknya.

Aku meragukan dia benar selayaknya lelaki. Karena aku tahu, mulutnya terlalu berisik untuk itu. Bahkan, jauh lebih berisik daripada mulut perempuan paling berisik yang pernah aku kenal.

Mulutnya berbau lipstik.

Thelma, pacarku, dalam candanya pernah mengungnkapkan, ia tak pernah bisa berteman dengan sesama perempuan, karena berisiknya itu. Tapi, jauh-jauh ia menambahkan, seorang perempuan yang demikian adalah sebuah kewajaran.

”Berbeda dengan lelaki yang dianugerahi mulut yang sederhana. Lelaki sebenarnya, hanya tertarik membicarakan tentang pekerjaan mereka, politik, sastra, sepak bola, serta lenguhan tertahan saat orgasme. Bukan kasak-kusuk murahan! Mulutnya bukan berbau lisptik!” Ini kata Thelma.

Dan, alasan Thelma jatuh cinta padaku, karena, katanya, aku hanya suka mengatakan bahwa kelak aku ingin punya beberapa ekor lembu, dengan sebuah rumah mungil yang berdiri di tengah hamparan kebun yang penuh dengan tanamaman rumput gajah. Ayam-ayam berseliweran di antaranya. Dengung-dengus klanceng penghasil madu, dan juga cericit burung prenjak. Tempat yang tak memungkinkan ada lelaki-lelaki bermulut lipstik.

Namun, lelaki itu, yang rambutnya selalu mengkilap tersisir rapi ke samping kiri. Klimis rambutnya terminyaki hingga terleler ke jidatnya, apakah sebenar-benarnya lelaki?

Setidaknya ia pernah mengatakan demikian. Setidaknya ia pernah mengatakan, seorang pelacur tua pernah tergila-gila padanya hingga bersedia bunuh diri, jika ia memintanya. ”Bukankah itu bisa dijadikan sebuah pembuktian?!” Tegasnya. Selanjutnya, keluarlah pula sejuta kata-kata berbau lipstik. Berbicara tentang aneka macam jenis dan merek pakaian yang ingin dimilikinya. Berbicara tentang sinetron murahan. Membelok berkelakar tentang warna apa celana dalam yang dipakai seorang rekan wanita yang baru saja lewat di depan kami. Hingga gosip-gosip terkini artis-artis ibukota.

Baunya mulutnya memang sebenar-benarnya bau lipstik!

Ah…, hingga langit-langit di atas kami merebak tajam membau lipstik. Ketika satu kali saat kami berdua terjebak dalam obrolan di sela-sela istirahat kerja. Karena mulut lisptiknya, selayak lipstik murahan produk Republik China yang banyak dijual pada deretan kali lima.

“Setidaknya aku jauh lebih banyak membelanjakan gajiku untuk minyak rambut ketimbang engkau yang selamanya, rambutmu, tak pernah mengenal sisir. Hal itu sudah cukup untuk mengesahkan aku sebagai lelaki yang sebenarnya,” begitu katanya. Entahlah, siapa yang salah?

Ketika itu, aku hanya berdoa, semoga ada seorang datang di antara kami. Dan, mengajakku untuk pergi dari hadapan lelaki berambut klimis ini. Agar kata-katanya tidak terlalu lama merendamku ke dalam sebuah bejana omong kosong semata.

Aku selalu menyukai lelaki yang mengumbar kata. Namun bukan yang berbau lipstik. Setidaknya, tidak seperti apa yang selalu keluar dari mulutnya.

Dan, aku masih sulit memercayainya, apakah di benar-benar seorang lelaki? Hanya karena penampilannya yang klimis maskulin serba menarik hati.

Dan, wanita seperti apa yang sanggup bertahan dengan lelaki bermulut berisik seperti ini? Semoga pelacur tua yang pernah ia ceritakan, belum melupakannya.

”Sebenar-benarnya lelaki, adalah yang hanya tertarik membicarakan tentang pekerjaan mereka, politik, sastra, sepak bola, serta lenguhan tertahan saat orgasme. Bukan kasak-kusuk murahan,” setidaknya Thelma pernah mengatakan yang demikian.***

Batam, September pertama 2005

Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!
Humaniora

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

April 20, 2025
Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki
Humaniora

Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

March 16, 2025
Bos dan Juragan Berkelas: yang selalu membayar layak karyawannya
Humaniora

Bos dan Juragan Berkelas: yang selalu membayar layak karyawannya

December 12, 2024
Next Post

Lets do It

Secangkir Kopi, Mimpi, dan Diskusi Sastra

Kemarin dia Berkata, Saya Sahabat Terbaiknya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Nenek Barbie

Nenek Barbie

13 years ago

Kian Meng-Golput

16 years ago
Kuburan Paling Instagrammable in Singapore

Kuburan Paling Instagrammable in Singapore

4 years ago
Nessa, TKI yang Penulis Buku*

Nessa, TKI yang Penulis Buku*

14 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Abdul Gofur Air minum Alas kaki Batam Bos Bule Catatan Cerita Dollar Efisiensi Ekor panjang Film festival Foto Gadis China Gaji Honor Humaniora Indonesia Jatim Johor Karyawan Kedai Kucing Kurs Malang Malaysia Masjid Menteri Monyet Mudik Palestine Pengemis Photo rasa singapura Rezeki Rupiah Santai Sejarah Sepakbola Singapore Singapura Taipei Taiwan Tanjungpinang Warung
No Result
View All Result

Highlights

Kucing-kucing Mudik

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

“Seteguk Air Dingin”: dari budaya baik bule di Singapura

Masjid Abdul Gafoor Singapura: Dibangun oleh pedagang India dan sais kuda dari Bawean

Bagaimana Jika Rejekimu Datang Setahun Sekali?

Trending

Efisiensi: Ikhtiar bagaimana Singapura menjadi maju
Catatan Lepas

Efisiensi: Ikhtiar bagaimana Singapura menjadi maju

by Sultan Yohana
May 13, 2025
0

SAYA contohkan misalnya "Rapat Akbar & Pengukuhan 100 Ribu Banser Patriot Ketahanan Pangan". Yang kebetulan, dalam sepekan...

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

May 3, 2025
Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

April 20, 2025
Kucing-kucing Mudik

Kucing-kucing Mudik

April 7, 2025
Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

March 30, 2025
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana