Foto ini saya hasilkan di awal euforia saya memiliki kamera digital, sekitar tahun 2006. Foto makro dengan obyek sepasang tangan petani tomat organik yang memamerkan tomat yang dipanennya. Saya menyukai foto ini, karena kuatnya kontras foto dan tema.
Tomat yang bersih dengan tangan yang penuh lumuran tanah. Warna tomat yang dominan merah berada pada satu wadah kekar tangan milik si petani. Foto yang bagi saya, sangat sederhana.
Satu kali di tahun 2007, foto ini saya sertakan dalam pameran Pewarta Foto Indonesia Batam di Megamall. Tapi kurator menolak foto itu. “Tidak kuat, sangat tidak jurnalis…,” begitulah alasan yang saya terima atas penolakan tersebut. Kurator juga beralasan, gambar (hanya) tangan tak cukup mencirikan foto jurnalistik yang hidup. Foto jurnalistik, menurut mereka, harus ada (aktivitas) orang, dan itu (kalau bisa) benar-benar utuh. Ketika itu, saya kontan tertawa.
Tapi saya kadung mencintai foto ini. Saya simpan baik-baik, dan kerap saya pandangi ketika mata ini sudah capek melototi gambar-gambar seronok di Internet. Hingga, datanglah warta lomba foto yang diadakan Ranch Market: Health & Pleasure Ranch Photo Competition 2008: 1 – 27 Dec 2008.
Saya ikutkan foto itu, dengan persiapan mental atas penolakan. Saya cukup sering ikut lomba foto. Dan nyaris semuanya berbuah penolakan. Sempat menjadi juara III lomba foto PLN Batam (2007), dua foto saya hanya masuk sebagai foto pilihan Rida Award (2007 dan 2008). Satu foto saya yang menjadi finalis lomba foto bikinan Yayasan Peduli Hutan Lestari akhir 2008 silam, berakhir dengan kekalahan. Dan foto tomat itu, semula saya yakin akan bernasib sama.
Tapi, Alhamdulillah perkiaran saya salah. Tiga juri (dua menjadi fotografer favorit saya: Arbain Rambe dan Jerry Aurum) sepakat memilih saya sebagai pemenang kedua. Foto yang pernah ditolak itu, akhirnya mendapatkan tempat yang layak.