Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Catatan Lepas Batam

$$$$$$$$

Sultan Yohana by Sultan Yohana
September 2, 2013
in Batam
0
$$$$$$$$
0
SHARES
4
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SAYA melongo! Ketika melihat di layar tivi milik money changer langganan saya di Megamall. Kurs jual rupiah ke dolar yang dipampang di layar tivi hari Rabu sore akhir September 2013 itu, menembus angka Rp8.800 per satu dolar Singapura. “Gak salah kursnya?” tanya saya pada si pegawai money changer. Si pegawai, perempuan berjilbab, hanya cengar-cengir saja. Tahu, bahwa pertanyaan saya tak perlu dijawab.

“Tadi pagi malah lebih ngeri Bang, tembus 8.900,” kata si pegawai.

Tukar, tidak, tukar, tidak… saya sempat dibuat bimbang apakah mau menukar atau tidak jika melihat nilai tukar rupiah setinggi itu. Seingat saya, nilai tukar kali ini yang tertinggi semenjak krisis moneter 1998 silam. Mungkin saya salah, tapi setidaknya, sejak saya menetap di Batam sepuluh tahun silam, seingat saya ini kali lah nilai tukar yang tertinggi yang saya rasakan.

Kebimbangan untuk menukar, juga muncul karena kenaikan nilai dolar yang tiba-tiba. Sehari sebelumnya, saat saya sempat hendak menukar, kurs jual masih di angka Rp8.300. Itu pun saya anggap sudah kemahalan. Ketika itu saya ogah menukar, dan berharap esok harinya akan turun. Tapi harapan itu justru memukul saya. Bukannya turun, malaha naik dengan gilanya, menjadi Rp8.800.
Tukar, tidak, tukar, tidak… kembali saya bimbang.

Saya sebetulnya punya alternatif lain yang lebih spekulatif ketimbang langsung menukar dolar di money changer. Yakni mengambil langsung tunai dari ATM OCBC di Singapura. Saya kebetulan nasabah OCBC NISP, juga nasabah beberapa bank seperti BCA, BRI, serta BNI. Dari seluruh ATM bank yang saya miliki, OCBC lah yang paling “bersahabat”. Terkadang, bahkan, kurs jual yang saya dapat lebih baik ketimbang ketika saya langsung menukar rupiah di money changer.

Tapi ya itu, spekulasinya tinggi. Tak jarang OCBC di Singapura terlambat menaikkan kurs jual mereka, hingga ketika saya menarik dolar di ATM di Singapura, kursnya bagus sekali. Tapi begitu mereka melakukan penyesuaian, kurs jual yang mereka tetapkan nyaris sama dengan kurs jual di money changer di Batam. Atau sedikit lebih jelek. Jika sudah demikian, saya akan menyesal kenapa tidak menukar di money changer langganan saya.

Akhirnya, Rabu sore itu, saya menukar di money changer. Walau tidak terlalu banyak. Hanya cukup untuk ongkos bekal pulang ke Singapura. Sambil nggerundel di dalam hati, saya serahkan lembaran-lembaran rupiah ke si pegawai manis yang sejak tadi selalu mesam-mesem melihat kegundahan saya. “Kok sikit Bang?” Saya bilang padanya, masih ada sisa dolar seminggu lalu.

***
Gonjang-ganjing jatuhnya rupiah atas dolar, mungkin tidak terlalu dirasa oleh kebanyakan orang di Indonesia. Tapi bagi saya, terasa sekali. Saya bekerja di Batam, dibayar dengan gaji standar Batam, namun keluarga saya di Singapura. Seluruh kebutuhan keluarga harus “diselesaikan” dengan dolar.

Nasib… nasib…

Untuk masyarakat Kepri, khususnya Batam, kenaikan kurs rupiah terhadap dolar pasti sangat memberatkan. Daerah ini, yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia, dan cukup tergantung dengan negeri tetangga. Banyak komiditi dan kebutuhan pokok yang didatangkan dari luar negeri.

Batam yang didominasi industri elektronik, juga bakal terguncang seguncang-guncangnya. Ada kemungkinan bakal ada PHK. Industri yang satu ini, jelas sangat merugi dengan naiknya kurs dolar. Kontrak yang biasa ditandatangani antara pemesan dan pabrikan, biasanya dilakukan jauh hari sebelumnya. Juga ditetapkan berapa kurs rupiah yang mereka sepakati saat kontrak ditandatangani. Kini, ketika tiba-tiba dolar naik, belanja bahan baku mereka otomatis melonjak. Sementara pembayaran dari si pemesan, sudah tersepakati dengan kurs saat kontrak ditandatangani.

Bayangkan, berapa banyak industri elektronik di Batam yang bakal “menderita” dengan kenaikan kurs dolar yang gila seperti sekarang ini. Berapa banyak pula karyawan yang bakal terancam PHK. Menganggur. Yang susah makan. Hingga kemudian memicu aneka kejahatan di Batam.

Usul saya, untuk calon-calon wakil rakyat yang kini sudah mulai menghambur-hamburkan uang untuk pasang baliho dan pencitraan. Sebaiknya mulai berpikir bikin posko-posko “korban” kenaikan kurs dolar. Dijamin, pasti cara demikian bakal menarik perhatian lebih besar, hingga lebih dicintai masyarakat. Ketimbang pasang foto di baliho yang tak dipedulikan masyarakat itu.

(sultan yohana)

Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

UMK Batam dan “Minimarket Negara” ala Singapura
Batam

UMK Batam dan “Minimarket Negara” ala Singapura

November 13, 2014
Calo Tiket Pun Melanggar HAM
Batam

Calo Tiket Pun Melanggar HAM

August 1, 2014
Mereka Tiba-tiba Jadi Ramah*
Batam

Mereka Tiba-tiba Jadi Ramah*

March 3, 2013
Next Post
PM Lee & Sambutan 35 Halaman Sani

PM Lee & Sambutan 35 Halaman Sani

Susahnya Punya Mobil di Singapura

Susahnya Punya Mobil di Singapura

Upah Minimum Singapura

Upah Minimum Singapura

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Memerdekakan Penyandang Cacad*

14 years ago
Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

2 weeks ago
Mencintai Pengemis

Mencintai Pengemis

8 years ago
Performa Sony LA-EA2 di kamera Sony A6300

Performa video Sony A6300 & Sigma 30mm F1.4 Art di Low Light

4 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Abdul Gofur Air minum Alas kaki Batam Bule Catatan Cerita Dollar Efisiensi Ekor panjang Fasilitas Foto Gadis China Gaji Honor Humaniora Indonesia Jatim Johor Karyawan Kedai Kucing Kurs Mahal Malang Malaysia Masjid Menteri Monyet Mudik Pengemis Photo Premanisme rasa singapura Rezeki Rupiah Sejarah Sepakbola Sepeda Singapore Singapura Taipei Taiwan Tanjungpinang Warung
No Result
View All Result

Highlights

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Kucing-kucing Mudik

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

“Seteguk Air Dingin”: dari budaya baik bule di Singapura

Trending

Kita Adalah Orangtua Kandung Premanisme: dan dua buku yang menjelaskan fenomena premanisme
Catatan Lepas

Kita Adalah Orangtua Kandung Premanisme: dan dua buku yang menjelaskan fenomena premanisme

by Sultan Yohana
May 26, 2025
0

SAYA membaca laporan Majalah Tempo pekan ini, "Oke Gas, Hercules". Tentang premanisme, terutama tentang sepakterjang Herkules dengan...

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

May 19, 2025
Efisiensi: Ikhtiar bagaimana Singapura menjadi maju

Efisiensi: Ikhtiar bagaimana Singapura menjadi maju

May 13, 2025
Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

May 3, 2025
Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

April 20, 2025
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana