Saya tersesat hingga ke Telok Ayer Street 15 November 2014 itu, saat di antara kafe deretan dan restoran yang menyajikan makanan penggugah selera dan bir, saya melihat sebuah bangunan tua yang pintunya terbuka. Awalnya, saya tertarik dengan pria kurus kurang waras yang tengah berdiri di depan pintu terbuka itu. Di benak saya, “pria lain” ini akan nampak asyik jika dipadu-padankan dengan pintu kupu-kupu kokoh dari kayu berpelitur gelap yang disandarinya. Namun ketika hendak mengambil foto, sesaat, saya melihat, di dalam gelap, nampak satu saf pria tengah salat berjamaah. Ini ternyata masjid.
Sebelumnya, saya benar-benar tak menduga itu masjid, tepatnya Masjid Abrar. mengingat bangunannya nyaris sama dengan bangunan kiri-kanannya: sederet ruko berlantai tiga berarsitektur khas kolonial Inggris. Masjid ini sendiri didirikan pada tahun 1827. Saat saya hendak memfoto si pria kurus yang berlama-lama di depan masjid, tiba-tiba muncul seorang wanita, dengan HP pintarnya memfoto orang yang tengah salat di dalam masjid. Wanita itu, pria kurus yang kurang waras, serta satu saf pria yang tengah salat di salah satu masjid tertua di Singapura, menjadi satu dari foto yang saya jepret pada 15 November itu. Selamat menikmati.
Foto-foto saya yang lain bisa dinikmati di sini:
https://www.flickr.com/photos/25003697@N02/with/15844544665/