Mendengarkan “Behind Blue Eyes”-nya The Who, membayangkan Ilalang. Balita rekan kerja yang fotonya nyamper di depan mata. Gundul dan menyegarkan. Ah…, saya pun, 25 tahun lalu, pasti seperti itu. Brengsek!!! Sama brengseknya dengan sekarang.
Sepuluh meter dari hadapan, ngorok tanpa koma, Pak Jum, sekuriti merangkap cleaneng service. Di atas meja. Berbantal sandaran sofa. Seorang rekan, menyala televisi: nonton bola. Brengsek!!! Sebrengsek 20 tahun lalu. Ketika aku mulai belajar membaca dan bepikir bisa merubah dunia dengan kata-kata.
Behind Blue Eyes berganti The Story in Your Eyes-nya The Moody Blues. Sementara saya masih terus belajar berkata-kata.
Ahh, kerinduan semakin dalam.
Lama saya melupakan susastera.