Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Catatan Lepas

Rolex di Tangan Sepasang Orangtua dan “Wabah” Baru Berjam Tangan Mewah

Sultan Yohana by Sultan Yohana
February 15, 2023
in Catatan Lepas
0
Rolex di Tangan Sepasang Orangtua dan “Wabah” Baru Berjam Tangan Mewah

Rolex

0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kereta MRT dari Hougang menuju Harbourfront Sabtu (8/1/2023) siang itu, terasa lebih hangat dari biasanya. Dan saya justru menyukainya. Akhir pekan, kereta memang selalu penuh, seperti di hari itu.

Udara dingin yang disemburkan air conditioner dari atap kereta, tak cukup ampuh mengatasi jejalan panas yang dihasilkan tubuh para penumpang yang berdesakan. Padahal biasanya, saya selalu menggigil oleh air conditioner kereta api Singapura. Yang kerapkali disetel terlalu dingin.

Tubuh saya yang ramping, memang selalu bermusuhan dengan air conditioner. Karena itu, di tas, selalu tersedia baju hangat.

Siang itu, udara Singapura memang sangat menyengat. Sudah beberapa hari Singapura tak benar-benar dihujani hujan. Paling gerimis sak-icrit. Itu pun sebentar saja.

“Semoga sore hari hujan, biar lapangan bola tempat kami main tidak keras,” begitu harapan saya. Dalam hati. Berdiri di pojok kereta, di antara berjejal ribuan penumpang, saya malah memikirkan sepakbola. Sialan.

Di Little India, kereta melonggar, udara mendingin. Ketika saya berhasil mendapatkan tempat duduk, sepasang kakek-nenek yang duduk tepat di depan saya, mencuri perhatian. Pergelangan tangan kiri keduanya, terhias Rolex. Jam tangan mewah itu, terlihat mengkilap, seperti masih baru. “Orang kaya ini…” ini pikiran pertama yang muncul di benak saya.

Tapi, tidak juga!

Di Singapura, sekarang, tidak perlu berstatus “orang kaya” untuk bisa memakai Rolex, atau jam-jam tangan mahal lainnya. Sepasang kakek-nenek itu misalnya; selain jam mewah di pergelangan tangan mereka; tidak ada atribut apa pun yang bisa menunjukkan bahwa mereka punya duit berlebih.

Atau, setidaknya yang punya selera “Rolex”. Si perempuan, berumur di akhir 60an, hanya mengenakan kaus oblong tanpa merek bergambar kartun anak-anak, plus bermuda kusut yang warnanya tak meching dengan warna kaos. Sepatu lari yang dikenakan nampak sedikit kedodoran.

Make-upnya yang ketebalan untuk perempuan seusia dia; serta kalung, gelang, dan cincin emas oversize di sekujur tubuhnya; kian menambah kesan “norak”.

Sepanjang perjalanan kereta, saya memperhatikan dia begitu bangga dengan jam tangannya. Terus saja jam itu dipandangi sambil digoyang-goyangkan. Mirip balita yang baru mendapat mainan baru.

Suaminya, yang juga bercelana oblong, bermuda, dan bersepatu lari; lebih bisa menjaga emosi. Meski bahasa tubuhnya seolah hendak menunjukkan ada barang mahal di pergelangan tangannya, namun dia tak sekampungan istrinya yang terus saja memandangi jamnya, sambil menggoyang-goyangkan.

Memakai jam mewah adalah “wabah” baru orang-orang Singapura.

Setidaknya itu yang saya perhatikan dalam setahun belakangan. Yang muda atau tua, yang kaya maupun yang kere, di pergelangan tangan mereka KINI, mudah ditemukan jam-jam mewah berbahan metal atau emas maupun perak yang berkilau. Mau berbaju olahraga, atau pakaian kantoran, mau ke pasar, ke tempat kerja, atau sekedar berolahraga; pergelangan tangan orang-orang Singapura kini, banyak berhias jam-jam mewah itu.

“Wabah” ini, seperti menggeser kegemaran orang Singapura sebelumnya yang menyukai jam tangan sporti semodel G-shock, atau jam-jam pintar seperti Apple Watch.

Bahkan ketika ketemu seorang tetangga di lift, Senin (9/1/2023) pagi, saya perhatikan pergelangan tangannya kini juga berhias jam metal mahal yang mengkilap. Menggantikan jam pintar yang dulu selalu dibanggakannya.

Sepanjang di lift, beberapa kali dia mengangkat tangannya, memperhatikan jam tangannya sendiri.

“Mau exercise Uncle?” tanya saya basa-basi.

“Yeah.. begitulah. Kamu tahu bukan, ini jadwal rutin saya,” ia menjawab.

Saya memang tahu kebiasaan dia. Selama kira-kira satu jam ke depan, dia akan berolahraga, jalan kaki, keliling taman. Sembari chit-chat dengan kenalan-kenalan yang ditemuinya. Terumtama dengan perempuan-perempuan yang setujuan: jalan kaki bersama.

Uniknya, sang istri pun melakukan kegiatan serupa dan di tempat yang sama. Namun keduanya tidak pernah mau jalan bersama. Aneh memang, meskipun saya tahu, hubungan keduanya baik-baik saja.

Dua hari berikutnya, saya bertemu tetangga ini lagi, juga pagi hari ketika ia hendak berolahraga (saya mengantar anak sekolah). Saya lihat di kedua pergelangannya, masing-masing ada satu jam. Di pergelangan kiri ada jam metal mewah itu, sementara di kanan ada jam pintar yang sebelumnya selalu dia pakai.

Saya tak tahu dari mana “wabah” ini pertama kali dimulai. Saya menduga, kian mudahnya seseorang membeli barang-barang impian dengan cara kredit, itu yang mungkin membuat masyarakat Singapura kian gila mengumbar kegemaran belanja. Karena, tidak hanya orang-orang kaya yang KINI dijangkitinya. Hampir semua lapisan. Bahkan, anak-anak muda yang baru lulus sekolah, kini banyak mengenakan jam-jam tangan mahal itu.

Atau bisa jadi, jam mewah itu adalah bentuk atau ekspresi dari KETIDAKPERCAYA-DIRIAN orang-orang Singapura yang memang terkenal lebih pemalu dari yang kelihatannya.

Orang tidak percaya pada diri mereka sendiri, tidak percaya pada kemampuannya, biasanya akan memilih “memamerkan” kekayaannya, kecantikannya, atau apa pun yang dimilikinya; untuk menutupi ketidakpercayaan diri itu.

Saya sendiri, yang pasti tidak pernah punya jam, tidak pernah bisa menyukai jam, juga tidak mampu membelinya; semoga saya tidak ikut terjangkit “wabah” belanja barang mewah ini.

Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

Di Mana Orang Main Slot di Singapura?: Apa perlu Porkas dilegalkan lagi?
Singapura

Di Mana Orang Main Slot di Singapura?: Apa perlu Porkas dilegalkan lagi?

November 30, 2023
Spesialnya Bahasa Melayu: dalam percakapan sehari-hari di Singapura
Singapura

Spesialnya Bahasa Melayu: dalam percakapan sehari-hari di Singapura

November 9, 2023
Merencanakan Pensiun
Tentang Aku

Merencanakan Pensiun

November 1, 2023
Next Post
Gigi Ompong dan Penyesalan yang Berhikmah

Gigi Ompong dan Penyesalan yang Berhikmah

Sepatu Puma Palsu dan Orang Singapura yang Impulsive Shopper

Sepatu Puma Palsu dan Orang Singapura yang Impulsive Shopper

Girang, Sukacita & Riang. Dan Awas Politikus “Lubang Jambang”!

Girang, Sukacita & Riang. Dan Awas Politikus "Lubang Jambang"!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Orkes Sakit Hati*

18 years ago
Sepenggal Drama pada Dini hari

Sepenggal Drama pada Dini hari

18 years ago
Mimpi 2/8: Cak Dar

Mimpi 2/8: Cak Dar

11 years ago

Secangkir Kopi, Mimpi, dan Diskusi Sastra

18 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Bahasa Melayu Batam Budaya catatan lepas Dapur arang Foto India inflasi di singapura Jawa Kampung arang kehidupan sehari-hari di singapura Pensiun Petain Road Conservation Shophouse rasa singapura Singapore Singapura Slot
No Result
View All Result

Highlights

Pria India dan Sarapan Prata-nya

Dapur Arang, Kampung Arang

Indra Sjafri dan Pencarian Bakat Itu

Kisah Perang dalam Sepiring Nasi

Padat Merayap: Jam Sibuk di Jalan Tol Singapura

Ruang Merokok di Orchard Road

Trending

Di Mana Orang Main Slot di Singapura?: Apa perlu Porkas dilegalkan lagi?
Singapura

Di Mana Orang Main Slot di Singapura?: Apa perlu Porkas dilegalkan lagi?

by Sultan Yohana
November 30, 2023
0

SIANG begitu sumuk, dan mendung yang memenuhi langit seolah hanya bergelanyut manja, enggan menjadi hujan. Meski sumuk...

Spesialnya Bahasa Melayu: dalam percakapan sehari-hari di Singapura

Spesialnya Bahasa Melayu: dalam percakapan sehari-hari di Singapura

November 9, 2023
Merencanakan Pensiun

Merencanakan Pensiun

November 1, 2023
Pria India dan Sarapan Prata-nya

Pria India dan Sarapan Prata-nya

October 23, 2023
Dapur Arang, Kampung Arang

Dapur Arang, Kampung Arang

July 14, 2023
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana