Soeyono, ini nama memang bukan identik milik orang-orang Melayu, orang asli Batam. Lelaki 60 tahun ini, setahun silam memang bukan seorang nelayan. Bahkan, bagaimana mengayuh dayung pun tak tahu.
Tapi, setelah pabrik krupuk yang dirintisnya bertahun-tahun silam ambruk oleh mahalnya minyak goreng dan melambungnya tepung terigu, lelaki asal Surabaya ini memaksakan diri menjadi nelayan. Sekedar berburu ikan-ikan kecil dan cumi-cumi, itulah yang bisa dilakukan Soeyono. Dengan sampan sewaan, dia kerap melawan ketakutan atas laut, dan mengitari sekujur Pantai Batu Besar, Batam, untuk bisa menyambung hidup dirinya dan keluarga. Ke laut lepas? Jelas tidak berani. ”Saya bukan nelayan asli,” katanya dengan mata menerawang, memandangi sampan reyot milik rekan sesama nelayan yang tengah diperbaikinya.
Sejak 24 Mei kemarin, Pemerintah SBY kembali melambungkan harga bahan bakar minyak. Soeyono pun hanya bisa mengelus dada. Bahkan sebelum BBM naik, bahan bakar sampan yang biasanya solar, diakal dengan dicampur minyak tanah agar irit. Kini, Soeyono tidak bisa melaut. Tapi, berkah justru datang belakangan. Soeyono yang punya sedikit ketrampilan menukang, memilih bekerja memperbaiki sampan rekan-rekan sesama nelayan Batu Besar.
Ahmad Rajillah berbeda lagi. Sampan motornya terpaksa diistirahatkan sejak kenaikan BBM 2006 silam. Diganti dengan sampan berdayung yang hanya sanggup melayari pantai-pantai berombak kecil. ”Biaya sekali melaut bisa seratus ribu. Kalau dapatnya cuma dua kilo sotong, modal nggak balik,” kata Ahmad saat ditemui Jumat (23/5). Kenaikan BBM, pencemaran laut oleh reklamasi dan limbah kapal-kapal besar, menjadi musuh terbesar nelayan kecil seperti Ahmad Rajillah. Kampung Melayu, Batam pun kini lebih sunyi oleh ketiadaan sampan-sampan bermotor yang sebelumnya menderu-deru setiap harinya. Hal serupa terjadi pada nelayan di Kampung Berlian dan Pulau Korek.
Keterangan Foto (berurut dari atas ke bawah)
Foto 1 : Sampan-sampan nelayan Kampung Melayu, Batam, kini lebih banyak teronggok.
Foto 2 : Mengecat sampan, pekerjaan nelayan ketika tidak melaut.
Foto 3 : Menambal sampan dengan damar.
Foto 4, 5 : Soeyono, kini menjadi tukang memperbaiki sampan.
Foto 6 : Sekeluarga nelayan Pulau Korek.
Foto 7 : Hasil tangkapan nelayan Kampung Berlian, berupa kepiting.
Foto 8 : Ahmar Rajillah, dengan sampan berdayung tak bermesin.