Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Catatan Lepas Ngalor Ngidul

Hak Azazi Tikus*

Sultan Yohana by Sultan Yohana
February 4, 2006
in Ngalor Ngidul
0
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Tengok saja gambar-gambar karikatur yang menyentil para koruptor, pasti tak jauh dari gambar fauna pengerat ini. Biasanya, si malang tikus digambarkan berperut buncit, bermoncong panjang, menggerogot satu kantor instansi dan membawa kabur berkantong-kantong uang rakyat. Padahal saya berani jamin, 100 persen tikus-tikus itu tak doyan uang rakyat.

Saya berani pastikan, tikus-tikus malang itu sama sekali bakal tak menggubris angka-angka nominal yang tertulis dalam lembaran uang, jika Anda meletakkan uang di dekatnya.

Kalaupun tikus-tikus malang itu mengembat uang yang kita letakkan, mungkin karena sudah tidak ada lagi barang-barang yang bisa dimakan. Itupun hanya untuk mengganjal perut mereka saja. Atau remahan uang yang telah dikunyahnya untuk menghangatkan sarang mereka. Tidak kemudian tikus-tikus malang itu membawa kabur uang, untuk dibelikan apartemen di negeri jiran.

Tikus-tikus malang juga kerap diumpakan politikus-politikus curang. Politikus-politikus yang kerap memperdaya rakyat untuk kepentingan mereka sendiri. Politikus-politikus yang kerap berleha-leha di belakang kemudi Mercedesnya, sementara puluhan rakyatnya mengalami busung lapar.

Mungkin untuk yang ini, nama harfiah tikus mirip-mirip dengan politikus. Tikus… kus… kus… politikus. Saya heran, fhonem kedua kata itu kok begitu miripnya?
Termutakhir, dan menurut saya ini jauh lebih melanggar hak azazi tikus (HAT), daging-daging tikus kok dijadikan bola-bola bakso? Sungguh keterlaluan.

Saya bayangkan, si pelanggar HAT, tiap malam berburu tikus di got-got berbau busuk. Di tong-tong sampah yang biasa disamperin tikus. Bahkan mungkin, di jalinan ruko-ruko padat dan kotor yang memang kerap dijadikan sarang nyaman sang tikus.

Saya juga membayangkan, bagaimana tikus-tikus malang itu dibantai, dikuliti, dan kemudian dagingnya dileburkan untuk berikutnya digumpal-gumpalkan menjadi bola-bola bakso. Betapa kejamnya.

Tapi tunggu dulu! Tidak semua koruptor itu berwajah mirip tikus (bahkan ada koruptor yang gagah dan ganteng, lho). Tidak semua politikus itu identik dengan tikus. Dan, tidak semua pedagang bakso memakai daging tikus.

Mereka hanya oknum.

Jadi tidak ada alasan untuk jijik dengan masakan lezat bernama bakso. Tidak ada alasan untuk menolak makan bakso. Karena memang itu hidangan yang lezat.
Kekhawatiran saya, bagaimana seandainya nanti, kaum tikus-tikus itu akan menuntut manusia. Menuntut untuk tidak lagi melanggar hak azazi mereka.

*Hentikan isu bakso tikus di Batam!

D

Betapa malangnya nasib fauna bernama tikus. Namanya kerap kali dicatut untuk hal-hal yang beraroma busuk, kotor, merugikan, sekaligus biang berbagai macam penyakit membahayakan.

Tengok saja gambar-gambar karikatur yang menyentil para koruptor, pasti tak jauh dari gambar fauna pengerat ini. Biasanya, si malang tikus digambarkan berperut buncit, bermoncong panjang, menggerogot satu kantor instansi dan membawa kabur berkantong-kantong uang rakyat. Padahal saya berani jamin, 100 persen tikus-tikus itu tak doyan uang rakyat.

Saya berani pastikan, tikus-tikus malang itu sama sekali bakal tak menggubris angka-angka nominal yang tertulis dalam lembaran uang, jika Anda meletakkan uang di dekatnya.

Kalaupun tikus-tikus malang itu mengembat uang yang kita letakkan, mungkin karena sudah tidak ada lagi barang-barang yang bisa dimakan. Itupun hanya untuk mengganjal perut mereka saja. Atau remahan uang yang telah dikunyahnya untuk menghangatkan sarang mereka. Tidak kemudian tikus-tikus malang itu membawa kabur uang, untuk dibelikan apartemen di negeri jiran.

Tikus-tikus malang juga kerap diumpakan politikus-politikus curang. Politikus-politikus yang kerap memperdaya rakyat untuk kepentingan mereka sendiri. Politikus-politikus yang kerap berleha-leha di belakang kemudi Mercedesnya, sementara puluhan rakyatnya mengalami busung lapar.

Mungkin untuk yang ini, nama harfiah tikus mirip-mirip dengan politikus. Tikus… kus… kus… politikus. Saya heran, fhonem kedua kata itu kok begitu miripnya?
Termutakhir, dan menurut saya ini jauh lebih melanggar hak azazi tikus (HAT), daging-daging tikus kok dijadikan bola-bola bakso? Sungguh keterlaluan.

Saya bayangkan, si pelanggar HAT, tiap malam berburu tikus di got-got berbau busuk. Di tong-tong sampah yang biasa disamperin tikus. Bahkan mungkin, di jalinan ruko-ruko padat dan kotor yang memang kerap dijadikan sarang nyaman sang tikus.

Saya juga membayangkan, bagaimana tikus-tikus malang itu dibantai, dikuliti, dan kemudian dagingnya dileburkan untuk berikutnya digumpal-gumpalkan menjadi bola-bola bakso. Betapa kejamnya.

Tapi tunggu dulu! Tidak semua koruptor itu berwajah mirip tikus (bahkan ada koruptor yang gagah dan ganteng, lho). Tidak semua politikus itu identik dengan tikus. Dan, tidak semua pedagang bakso memakai daging tikus.

Mereka hanya oknum.

Jadi tidak ada alasan untuk jijik dengan masakan lezat bernama bakso. Tidak ada alasan untuk menolak makan bakso. Karena memang itu hidangan yang lezat.
Kekhawatiran saya, bagaimana seandainya nanti, kaum tikus-tikus itu akan menuntut manusia. Menuntut untuk tidak lagi melanggar hak azazi mereka.

*Hentikan isu bakso tikus di Batam!

Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

(Lagi-lagi) Tambah Ongkos Lagi
Ngalor Ngidul

(Lagi-lagi) Tambah Ongkos Lagi

September 13, 2017
Fotografer se-Model Apa Anda?
Ngalor Ngidul

Fotografer se-Model Apa Anda?

January 19, 2016
Masihkah Anda Berpikir Habibie Seorang Jenius?
Ngalor Ngidul

Masihkah Anda Berpikir Habibie Seorang Jenius?

April 16, 2014
Next Post

Bagaimana Batam?*

Bocah, Bola, Senja

Bangun, bangun, Batam

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Gigi Ompong dan Penyesalan yang Berhikmah

Gigi Ompong dan Penyesalan yang Berhikmah

7 months ago
Barang Seken dari Singapura

Barang Seken dari Singapura

3 years ago

Welcome to Our Kampong!

13 years ago

Hadiah Langka di Pagi Cerah*

14 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Bahasa Melayu Batam Budaya catatan lepas Dapur arang Foto India inflasi di singapura Jawa Kampung arang kehidupan sehari-hari di singapura Pensiun Petain Road Conservation Shophouse rasa singapura Singapore Singapura Slot
No Result
View All Result

Highlights

Pria India dan Sarapan Prata-nya

Dapur Arang, Kampung Arang

Indra Sjafri dan Pencarian Bakat Itu

Kisah Perang dalam Sepiring Nasi

Padat Merayap: Jam Sibuk di Jalan Tol Singapura

Ruang Merokok di Orchard Road

Trending

Di Mana Orang Main Slot di Singapura?: Apa perlu Porkas dilegalkan lagi?
Singapura

Di Mana Orang Main Slot di Singapura?: Apa perlu Porkas dilegalkan lagi?

by Sultan Yohana
November 30, 2023
0

SIANG begitu sumuk, dan mendung yang memenuhi langit seolah hanya bergelanyut manja, enggan menjadi hujan. Meski sumuk...

Spesialnya Bahasa Melayu: dalam percakapan sehari-hari di Singapura

Spesialnya Bahasa Melayu: dalam percakapan sehari-hari di Singapura

November 9, 2023
Merencanakan Pensiun

Merencanakan Pensiun

November 1, 2023
Pria India dan Sarapan Prata-nya

Pria India dan Sarapan Prata-nya

October 23, 2023
Dapur Arang, Kampung Arang

Dapur Arang, Kampung Arang

July 14, 2023
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana