Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Catatan Lepas Tentang Aku

Kafir & Mickey

Sultan Yohana by Sultan Yohana
April 9, 2016
in Tentang Aku
0
Kafir & Mickey
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

: Cuma cerita tentang kucing

Ini tidak becanda! Ya, benar, nama keduanya adalah Kafir (lihat foto yang saya sertakan) dan Mickey. Bahkan, untuk nama pertama, saya harus mengkonfirmasi berulang-kali pada perempuan yang saban hari memberi keduanya makan. Dua kali sehari, lho! Dengan makanan khusus kucing. “Benar Kafir namanya, Auntie?”, tanya saya satu kali.

“Ya, betul. Kafir”
“Kafir?” sekali lagi saya bertanya, sembari lebih menggetarkan huruf “R” saat saya ucap. Lidah orang Tionghoa Singapura kan susah diajak ngomong “R”.
“Yes…” tegas si Auntie seperti kebingungan dengan pertanyaan saya.

Nama yang aneh, pikir saya. Apalagi untuk seekor kucing (liar) gemuk nan lucu yang saban hari nongkrong di kompleks apartemen tempat tinggal kami di Ang Mo Kio, Singapura. Untuk seekor kucing yang tak punya tuan, Kafir terlihat sangat terawat. Selain gemuk dan terlihat sehat, bulunya juga cukup cemerlang. Tidak ada kudis atau penyakit lain yang menghinggapinya. Meskipun, dari perawakan dan gerakannya, si Kafir sudah cukup berumur.

Kafir agak pemalas. Saban hari, kerjanya tidur melulu di salah satu sudut void deck (ruang terbuka di bagian bawah apartemen) tempat tinggal kami. Kadang sambil berjemur, kadang pula asyik tiduran di rumput. Anak terkecil saya, Zak, kerap menggoda si Kafir. Kadang kalau lewat dan melihat si Kafir sedang klesetan, segeralah Zak menghampiri. Mengelus-elus sebisa mungkin, sebelum Kafir yang sepertinya tak pernah suka dielus, pergi meninggalkan Zak.

Saya tak tahu siapa yang memberi nama “kafir” pada kucing coklat nan menggemaskan itu. Si Auntie yang tiap hari dua kali memberi makan, dia seorang Tionghoa, tidak bisa berbahasa Melayu, dan dia sudah menjelaskan pada saya, bahwa Kafir dan rekannya, Mickey, bukanlah kucingnya. Dia mendapat “warisan” dari mendiang orang Tionghoa lainnya, yang sekitar empat bulan lalu meninggal dunia. Kedua kucing itu pun bukan milik si mendiang. Keduanya liar, dan si mendiang yang kebetulan tak berkeluarga saban hari memberi makan kucing-kucing di sekitar tempat kami (sebetulnya ada lima, tiga entah ke mana). Ketika ia meninggal, si Auntie lah yang kemudian “turun tangan” berbaik hari memberi makan keduanya. Si mendiang memberi nama “kafir”? Sepertinya tidak.

Atau, jangan-jangan Habib Resek yang memberi nama “kafir”? Karena kegemarannya mengkafirkan orang-orang yang tak sealiran dengan dia….

Ah…, saya hampir lupa. Apalah arti sebuah nama. Apalagi nama seekor kucing. Mau dinamai “kafir” kek, dipanggil “Jokowi”, atau bahkan “Goenawan Mohamad” sekalipun, kucing tetaplah kucing. Tak bisa jadi presiden apalagi naik panggung baca puisi. Saya sebetulnya tertarik dengan kemurahan hati Auntie yang saban hari meluangkan waktu untuk memberi makan Kafir dan Mickey. Seperti Sabtu (9/4/2016) kemarin, saat saya hendak berasyik-masyuk ngetes lensa jadul yang sehari sebelumnya baru saya beli, saya bertemu Auntie yang sedang memberi makan si Kafir. Saya hampiri, saya jepret ala kadarnya, sambil ngobrol berbasa-basi dengan Auntie. Sebelumnya saya bertemu si Mickey, tapi saat saya dekati hendak saya foto, dia malah lari menjauh.

Bukankah cara terbaik ngetes lensa adalah dengan memotret kucing?!

Saban pagi atau petang, si Auntie biasa suka berteriak-teriak memanggil kucing-kucingnya. “Kafir…., Mickey… come here...”, begitu berulangkali. Sampai keduanya datang. Kerap saya memperhatikan, sembari menyaksikan kedua kucing makan, si Auntie mengajak keduanya bicara. Mirip mengajak bicara anak-anaknya sendiri saat makan bersama. Seperti tadi pagi. Saya bertanya, apakah keduanya mengerti apa yang dia omongkan? “Ya, mereka mengerti apa yang saya katakan,” kata Auntie dengan percaya diri.

Kafir dan Mickey! Beruntunglah kalian berdua Bro, jadi kucing Singapura!

NOTE: Foto si Kafir saya ambil dengan lensa CZ Pancolar 50mm 1.8 yellow lanthanum delapan blade.

Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

Merencanakan Pensiun
Tentang Aku

Merencanakan Pensiun

November 1, 2023
Gigi Ompong dan Penyesalan yang Berhikmah
Tentang Aku

Gigi Ompong dan Penyesalan yang Berhikmah

April 30, 2023
Dari Gudig hingga Rebutan Cewek
Tentang Aku

Dari Gudig hingga Rebutan Cewek

October 10, 2017
Next Post
Kartini Saya, ya Ibu Saya!

Kartini Saya, ya Ibu Saya!

Tumapel Putra, Leicester, & Duit Besar China

Tumapel Putra, Leicester, & Duit Besar China

Hitam-putih di Waduk Macritchie

Hitam-putih di Waduk Macritchie

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Masihkah Anda Berpikir Habibie Seorang Jenius?

Masihkah Anda Berpikir Habibie Seorang Jenius?

11 years ago
Kisah Sebuah Sepeda Pancal

Kisah Sebuah Sepeda Pancal

1 year ago
Susahnya Punya Mobil di Singapura

Susahnya Punya Mobil di Singapura

12 years ago
Tulisan yang Lebih Bahaya

Tulisan yang Lebih Bahaya

9 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Abdul Gofur Air minum Alas kaki Batam Bule Catatan Cerita Dollar Efisiensi Ekor panjang Fasilitas Foto Gadis China Honor Humaniora Indonesia Jatim Johor Kedai Kucing Kurs Malang Malaysia Masjid Monyet Mudik Pajak Pedagang Pengemis Perpustakaan Photo Premanisme rasa singapura Rezeki Rupiah Sejarah Sepakbola Sepeda Singapore Singapura Taipei Taiwan Tanjungpinang Vietnam Warung
No Result
View All Result

Highlights

Kita Adalah Orangtua Kandung Premanisme: dan dua buku yang menjelaskan fenomena premanisme

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

Efisiensi: Ikhtiar bagaimana Singapura menjadi maju

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Kucing-kucing Mudik

Trending

“Membeli” Perempuan Vietnam
Humaniora

“Membeli” Perempuan Vietnam

by Sultan Yohana
July 9, 2025
0

SEPENGAMATAN saya, perempuan-perempuan Vietnam adalah perempuan tercantik di antara negara-negara se-Asia Tenggara. Bahkan jika dibandingkan dengan Jepang...

Bakul Gedhe dan Bakul Cilik

Bakul Gedhe dan Bakul Cilik

June 25, 2025
Perpustakaan dan Pajak Kita

Perpustakaan dan Pajak Kita

June 3, 2025
Kita Adalah Orangtua Kandung Premanisme: dan dua buku yang menjelaskan fenomena premanisme

Kita Adalah Orangtua Kandung Premanisme: dan dua buku yang menjelaskan fenomena premanisme

May 26, 2025
Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

Bolehkan Mencuri Sesuatu yang Mubadzir?

May 19, 2025
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana