Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Catatan Lepas

Sepatu Puma Palsu dan Orang Singapura yang Impulsive Shopper

Sultan Yohana by Sultan Yohana
February 15, 2023
in Catatan Lepas
0
Sepatu Puma Palsu dan Orang Singapura yang Impulsive Shopper
0
SHARES
3
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Itu sekitar kelas satu SMA, tahunnya 1995. Ketika saya terpaksa ke Comboran, untuk membeli sepatu bola. Di pasar loak paling beken di kota Malang itu, pilihan saya jatuh pada sepasang sepatu hitam berpelet hijau tipis. Mereknya Puma. Tentu saja baru dan palsu! Lha wong harganya cuma Rp5 ribu. Murah banget. Sebagai perbandingan, harga sepatu bola kawan saya yang Adidas asli, ketika itu, Rp250 ribu.

Saya memilih merek Puma, karena itu model yang paling sederhana. Tidak menyolok mata. Sepatu yang terpaksa saya beli, karena di sekolah saya telah memilih ekstra-kulikuler sepakbola. Sebelumnya, walau gila bola, saya tak tak pernah main bola dengan sepatu bola. Biasanya nyeker saja. Main dengan bertelanjang kaki di lapangan kampung bersama kawan-kawan kampung. Atau pakai sepatu sekolah jika sedang bermain bola bersama kawan-kawan sekolah.

Itu sepatu tak bertahan lama. Maklum palsu. Juga sangat tidak nyaman. Kalau main saat hujan, terasa berat sekali. Bahan kulit murahannya sadis menyerap air.

Hancur sepatu Puma, sepatu kedua yang saya beli adalah Copa Mundial-nya Adidas yang melegenda itu. Kali ini aseli. Tapi sekend. Hehe… Seken yang nyaris tak layak pakai, tapi entah kenapa, masih sangat enak di kaki saya. Harganya Rp7 ribu.

Seorang tetangga sepantaran yang juga kawan main menawari itu sepatu sambil setengah membujuk. Awalnya ditawarkan Rp15 ribu. Namun deal di angka 7 ribu, dan itupun jika tak salah ingat, saya bayar dua kali. Ia buru-buru menjual karena butuh uang untuk beli miras. Juga saya tahu, itu bukan sepatu dia. Karena dia tak gemar main bola.

Setelah itu saya tak lagi main bola. Kuliah dan kerja menyita sebagian besar waktu saya. Di Batam, sebetulnya saya sempat main bola bersama kawan-kawan kantor. Tapi cuma ketika akan turnamen antar-perusahaan saja. Saya ingat pernah membeli sepatu bola lagi. Tapi lha kok ndilalah…, saya lupa mereknya. Yang saya ingat warnanya putih. Tentu saja asli, kan sudah mampu beli sepatu sendiri. Hehe…

Di Singapura lah saya kerap membeli sepatu bola. Sejak saya di sini sepuluh tahun lalu, saya sudah membeli sepatu bola sembilan kali. Tentu saja semuanya asli. Hehehe. Tapi…ststststs…., saya sering beli bukan karena saya banyak duit atau gemar belanja!>>!>! Bukan!

Meski harga sepatu bola yang bagus di sini mahal-mahal, tapi saya bisa mendapatkannya dengan sangat-sangat murah. Karena semua sepatu yang saya beli, sepatu seken. Seken rasa baru. Beberapa di antaranya, saya beli untuk saya jual kembali. Hehe.

Orang Singapura itu unik. Banyak di antara mereka, adalah tukang belanja yang impulsive. Kalau lihat ada diskonan misalnya, perlu tak perlu barang yang didiskon, mereka mudah keluar uang untuk membeli. Umpama ada kawan bilang “oh… merek itu bagus!” mereka dengan entengnya segera ikut membeli. Tanpa memikirkan apakah cocok untuknya atau tidak.

Dan, di jaman belanja on-line ini, ke-impulsive-an mereka kian menggila.

Mereka kerap membeli sesuatu, termasuk sepatu bola, tanpa benar-benar tahu dipakai untuk apa itu sepatu setelah dibeli. Juga kerap salah ukurannya.

Lalu, tentu saja, sifat orang Singapura ini memberi keuntungan bagi orang-orang melarat dan suka barang-barang murah seperti saya.

Di marketplace, gampang saja saya menemukan sepatu bola baru (atau nyaris baru) yang dijual pemiliknya karena salah ukuran ketika membeli. Atau karena ia tak suka. Atau karena sepatu hadiah dari seseorang.

Sepatu Puma One (di foto) ini misalnya. Yang sudah melayani saya sekitar dua tahun belakangan. Saya beli cuma 40 dolar dari seorang bule cantik yang baru memakainya sekali. Padahal harga barunya, saya lihat di marketplace, mencapai 230 dolar.

Minggu kemarin, adalah hari terakhir itu Puma melayani saya. Sebelum akhirnya “harus” saya buang karena sebagian jahitan sol sepatu bagian kiri koyak. Itu karena saya yang penendang kaki kanan, selalu salah tendang ketika memakai kaki kiri. Maksud hati nendang bola, yang tertendang malah rumput atau tanah. Alhasil, ya koyaklah itu sepatu. Koyak sedikit sebetulnya. Tapi tidak lagi menyenangkan. Setiap kali hujan, air masuk hingga ke dalam.

Membawanya ke tukang reparasi sepatu, bukan solusi yang cerdas. Mengingat harga menjahit sepatu mahalnya naudzubillah. Terakhir, saya harus mengeluarkan uang 38 dolar untuk menjahitkan sepatu boot sekend saya. Padahal belinya cuma 20 dolar!

Lagipula saya juga sudah mendapat ganti sepatu yang baru. Sekend tapi baru maksudnya. Hehe. Dua pekan lalu saya beli sebuah Nike Phantom GT yang baru dipakai sekali cuma seharga 60 dolar. Kondisinya benar-benar mint. Saya bahkan tidak bisa membedakan apakah ini baru atau pernah dipakai.
Ketika saya tanya ke penjualnya, kenapa dijual?

“Saya beli untuk anak saya. Tapi setelah beli, dia malah tak mau lagi main bola,” jawabnya. Dalam hati saya membathin, untung besar nih. Beli sepatu seharga 250 Euro cuma dengan 60 dolar saja.

Pantas saja ada banyak orang Batam, khusus berburu sepatu bola di Singapura (saya pernah menjual sebiji ke dia).

Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

Eror “White Balance” Mata!
Kultur

Eror “White Balance” Mata!

October 22, 2025
Secondary School di Singapura
Singapura

Secondary School di Singapura

September 30, 2025
Sepasang Orangtua dan Pembantunya
Humaniora

Sepasang Orangtua dan Pembantunya

September 24, 2025
Next Post
Girang, Sukacita & Riang. Dan Awas Politikus “Lubang Jambang”!

Girang, Sukacita & Riang. Dan Awas Politikus "Lubang Jambang"!

Madura dan India. Dan Harga Diri Tinggi Mereka

Madura dan India. Dan Harga Diri Tinggi Mereka

Kenapa (Saya) Menjadi NU?

Kenapa (Saya) Menjadi NU?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Bagaimana Jika Rejekimu Datang Setahun Sekali?

Bagaimana Jika Rejekimu Datang Setahun Sekali?

9 months ago
“See u next time, Mr Lee”

“See u next time, Mr Lee”

11 years ago
Bos dan Juragan Berkelas: yang selalu membayar layak karyawannya

Bos dan Juragan Berkelas: yang selalu membayar layak karyawannya

11 months ago

Enak Menulis Enak

18 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Abdul Gofur Air minum Alas kaki Batam Bule Cara mengajar Catatan Cerita Citizen Dollar Ekor panjang Foto Gadis China Guru Humaniora Indonesia Johor Kedai Kucing Kurs Malang Malaysia Masjid Mudik Netizen Pajak Pedagang Pendidikan Pengemis Perpustakaan Profesi rasa singapura Rezeki Rotan Rupiah Secondary school Sejarah Singapore Singapura Taipei Taiwan Tanjungpinang Tradisional Vietnam Warung
No Result
View All Result

Highlights

Rotan Pemukul Bocah

Tip untuk Guru: Ikhtiar Agar Profesi Guru Tetap Barokah

Delapan Karakter Unik Singapura

“Membeli” Perempuan Vietnam

Bakul Gedhe dan Bakul Cilik

Perpustakaan dan Pajak Kita

Trending

Eror “White Balance” Mata!
Kultur

Eror “White Balance” Mata!

by Sultan Yohana
October 22, 2025
0

SEPANJANG Rabu (15/10) kemarin, saya diorder menjepret dua even sekaligus. Sepanjang siang hingga sore, saya kudu mendokumentasi...

Secondary School di Singapura

Secondary School di Singapura

September 30, 2025
Sepasang Orangtua dan Pembantunya

Sepasang Orangtua dan Pembantunya

September 24, 2025
Rotan Pemukul Bocah

Rotan Pemukul Bocah

September 7, 2025
Tip untuk Guru: Ikhtiar Agar Profesi Guru Tetap Barokah

Tip untuk Guru: Ikhtiar Agar Profesi Guru Tetap Barokah

August 29, 2025
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana