Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Catatan Lepas Batam

Pembunuh!

Sultan Yohana by Sultan Yohana
December 1, 2009
in Batam
0
Pembunuh!
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Saya berdoa, semoga arwah para penumpang Kapal Ferry Dumai Express 10 menghantui para pendosa yang “membunuh” mereka. Membayangi di tiap tidur para “pembunuh” itu hingga tak bisa tidur nyaman seumur hidup mereka. Membayangi para “pembunuh” agar malam-malam tak berani ke kamar mandi untuk kencing, biar batu ginjal mereka meradang, dan pada akhirnya mati, menyusul para arwah tanpa dosa itu

Sebentar! Bukankah puluhan nyawa itu melayang karena ferry yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Karimun, Minggu lalu? Tentu mereka bukan korban pembunuhan! Mereka tewas karena dimakan laut. Emangnya di Indonesia ini ada yang sanggup membunuh puluhan orang dengan sekali tebas? Bukankah pelajaran sosial dan Pancasila dulu mengajarkan kita untuk saling mengasihi? Sumanto yang tega makan mayat mungkin dianggap kurang waras. Tapi tragedi tenggelamnya Dumai Express 10 itu bukan pembunuhan!

Jika sudut pandang dari musibah itu adalah takdir, memang musibah tenggelamnya Dumai Express bukan sebuah pembunuhan. Tapi lihatlah bagaimana ferry-ferry Batam- Singapura dengan gagahnya membawa ribuan penumpang. Seingat saya, selama selama hampir enam tahun saya kerap bolak-balik Batam-Spore-Batam, tanpa ada angka kecelakaan. Zero risk, zero accident! Melayar malam gak masalah, ombak besar pun diterjang. Tapi, enam tahun tanpa angka kecelakaan berarti! Dan Anda yang tiap hari melanggani koran di Kepri, pasti sudah terbiasa dengan banyaknya catatan kecelakaan ferry Batam-Tanjungpinang. Kandasnya kapal jurusan Karimun, bahkan kapal pengangkut Gubernur Ismeth Abdullah pun sempat hendak karam.

Ironis!

Laut Kepri seperti “malaikat pencabut nyawa”. Berita temuan mayat yang mengapung di lautan karena menjadi korban keganasan laut seperti halnya berita basi yang tiap hari bisa dengan mudah kita temui. Tapi, kenapa “malaikat pencabut nyawa” itu tidak mempan untuk kapal jurusan Batam-Singapura? Jika sudah demikian, saya tak ingin menggiring Pembaca untuk tidak percaya takdir! Karena, ternyata “malaikat pencabut nyawa” yang saya maksud, takut dengan segenap aturan ketat pelayaran yang diterapkan otoritas laut Pemerintah Singapura.

Kapal komersial yang berlayar masuk dan keluar Singapura memang tidak boleh kapal sembarangan. Apalagi di dalam kapal itu membawa warga negara Singapura! Tanpa perlu mengutip seabrek pasal peraturan yang bikin pusing Pembaca, secara kasat mata kita sudah tahu selayak apa kapal yang boleh ditumpangi orang. Bagaimana kelengkapan pengamanannya, life jacket ditempatkan di tempat yang sangat mudah dijangkau, pelampung memadai, dan setiap akan berangkat berlayar, televisi pasti akan menayangkan bagaimana cara menyelamatkan diri seandainya ada masalah dengan kapal. Tanpa bosan-bosan!

Setiap saat sebelum kapal berlayar dari Pelabuhan Harbour Front, saya kerap memperhatikan beberapa petugas pelabuhan memasuki kapal. Mengecek apa saja seisi kapal, terutama perlengkapan keamanan. Hal yang sama sekali tidak pernah saya temui di pelabuhan-pelabuhan di Batam. Dan jangan harap, ada kapal yang berani mengangkut penumpang secara berlebih! Enam tahun saya bolak-balik Batam-Spore, tidak pernah saya mendapati hal itu. Bahkan pagi kemarin saat ribuan orang Spore, ber-Hari Raya Haji di Batam, tak satupun yang tak kebagian tempat duduk.

Tiga pekan silam saya berlayar ke Tanjungpinang. Dari Pelabuhan Punggur, siapa pun yang beli pass masuk seharga Rp7.500, dengan leluasa bisa keluar masuk kapal ferry. Tiket boleh beli di atas kapal. Alhasil, siapa pun yang ingin berlayar dan selama kapal sanggup memasukkan tubuhnya, bisalah dia berlayar. Petugas KPLP pura-pura tak tahu, petugas syahbandar doyannya nongkrong nenggak kopi. Oknum-oknum aparat yang seenaknya menitipkan teman dan kerabat. Orang kapal? Tentu saja lebih suka muat banyak penumpang agar dapat keuntungan lebih besar!

Pemerintah tentu tahu! Lha wong para pembesar-pembesar Kepri ini tiap hari pulang-pergi Batam-Pinang. Dengan mata kepala mereka sendiri, tentu saja mereka sering menyaksikan manusia-manusia yang digiring mendekati maut. Dan puncaknya adalah hari Minggu lalu. Ketika Kapal Dumai Express 10 yang tak diketahui pasti berapa jumlah penumpangnya, tenggelam di perairan Karimun.

Jika demikian, tentu boleh dianggap bahwa puluhan korban Dumai Express yang tewas tenggelam sebagai korban “pembunuhan”. Pembunuhan oleh pura-pura ketidaktahuan petugas akan keselamatan penumpang. Pembunuhan atas nama keuntungan. Pembunuhan oleh pemerintah kita yang kurang beradab!

Lawan pembunuh!

Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

UMK Batam dan “Minimarket Negara” ala Singapura
Batam

UMK Batam dan “Minimarket Negara” ala Singapura

November 13, 2014
Calo Tiket Pun Melanggar HAM
Batam

Calo Tiket Pun Melanggar HAM

August 1, 2014
$$$$$$$$
Batam

$$$$$$$$

September 2, 2013
Next Post
Andai Gus Dur di Samping Saya

Andai Gus Dur di Samping Saya

Dilarang Pintar

Dilarang Pintar

Bukit Timah

Bukit Timah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Masihkah Anda Berpikir Habibie Seorang Jenius?

Masihkah Anda Berpikir Habibie Seorang Jenius?

11 years ago
Si Fleksibel Panasonic Lumix DMC-ZS100/TZ100/TZ110

Si Fleksibel Panasonic Lumix DMC-ZS100/TZ100/TZ110

4 years ago
Dapur Arang, Kampung Arang

Dapur Arang, Kampung Arang

2 years ago
Gigi Ompong dan Penyesalan yang Berhikmah

Gigi Ompong dan Penyesalan yang Berhikmah

2 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Abdul Gofur Air minum Alas kaki Batam Bos Bule Catatan Cerita Dollar Ekor panjang Film festival Foto Gadis China Gaji Gratifikasi Honor Humaniora Indonesia Jatim Johor Karyawan Kedai Kucing Kurs Malang Malaysia Masjid Monyet Mudik Palestine Pengemis Photo rasa singapura Rezeki Rupiah Santai Sejarah Sepakbola Singapore Singapura Slot Taipei Taiwan Tanjungpinang Warung
No Result
View All Result

Highlights

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

“Seteguk Air Dingin”: dari budaya baik bule di Singapura

Masjid Abdul Gafoor Singapura: Dibangun oleh pedagang India dan sais kuda dari Bawean

Bagaimana Jika Rejekimu Datang Setahun Sekali?

Hitam-Putih dengan 7D2

Trending

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157
Indonesiaku

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

by Sultan Yohana
May 3, 2025
0

SAAT krisis moneter 1998, kurs rupiah terhadap dolar Singapura terpukul hingga Rp9.950 per 1 dolar. Meski hari...

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

Aku Musti Belajar dari Nenek Pengemis itu!

April 20, 2025
Kucing-kucing Mudik

Kucing-kucing Mudik

April 7, 2025
Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

Pintarnya Johor Mendulang Untung dari Singapura

March 30, 2025
Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

Gadis China yang Tidak pernah Pakai Alas Kaki

March 16, 2025
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana