Sultan Yohana
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
No Result
View All Result
Sultan Yohana
No Result
View All Result
Home Catatan Lepas Batam

Mereka Tiba-tiba Jadi Ramah*

Sultan Yohana by Sultan Yohana
March 3, 2013
in Batam
0
Mereka Tiba-tiba Jadi Ramah*
0
SHARES
5
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Duaribu empatbelas: sudah di depan mata. Dan, semua orang tiba-tiba berubah menjadi ramah. Menjadi merakyat. Menjadi bijaksana. Religius. Dan suka menebar-nebar senyum (andai yang ditebar langsung uang tunai, hehe). Tiba-tiba semua orang terlihat peduli, mau mendengarkan keluh kesah rakyat. 2014 memang akan ada pesta rakyat. Pemilu legeslatif di seantero Indonesia.

Sekarang masih 2013, dan orang-orang yang berubah menjadi ramah dan merakyat itu tentu saja orang-orang yang tahun depan bakal mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Saat ini, lihatlah baleho-baleho seantero jalan raya Batam. Tiba-tiba saja perempatan jalan dipenuhi baleho-baleho super besar. Gambarnya macam-macam. Banyak yang tak masuk akal.

Ada yang tiba-tiba gemar berkopyah sambil menyampirkan surban di leher – padahal sebagai wartawan, saya seringkali tahu mereka gemar nyekik botol miras. Ada pula yang berjas rapi lengkap dengan kopyah mirip tokoh revolusi. Yang calon wanita, beberapa memilih berkerudung sambil menyungging senyum paling manis yang mereka punya. Lebih gila lagi, ada calon wakil rakyat dari daerah pemilihan lain, yang justru memilih memasang balihonya di Batam.

Ajaib, bukan?!

 Ada pula calon wakil rakyat yang tiba-tiba gemar menenteng sepeda onthel. Seolah memberi pesan bahwa dirinya merakyat dengan selalu memakai transportasi bebas polusi itu. Transportasinya rakyat kecil, rakyat miskin.

Padahal kalau calon wakil rakyat itu mau berpikir sehat sedikit, jangankan bagi yang bersepeda onthel, bahkan jalan raya di Batam sangat-sangat tidak aman untuk pemakai motor, mobil, juga pejalan kaki. Bersepeda onthel memang baik dan menyehatkan. Tapi, selama jalan raya tidak aman bagi mereka, serta ugal-ugalannya pemakai kendaraan bermotor lain, dijamin tak akan banyak orang yang mau bersepeda onthel untuk akfitivas sehari-hari mereka. Sebagai editor berita-berita kriminal, nyaris tiap hari pewarta-pewarta saya nyetor berita tentang ganasnya jalan di Batam: tewas tabrakan karena jalan berlubang, lampu penerangan mati, atau ketidakdisiplinan pengguna jalan.

Di Batam, hanya orang kaya yang memakai sepeda onthel untuk hobi mereka blusak-blusuk di hutan belantara. Sepeda onthel yang harganya bisa seharga satu rumah sederhana. Si calon itu pun, cuma di ujung kampanye saja memakai sepeda onthel. Selebihnya, mobil dinas yang ke mana-mana membawanya pergi.

Di Singapura sepeda onthel subur dipergunakan. Karena memang ada jalur khusus, dan aman bagi mereka. Ada tempat parkir khusus untuk sepeda onthel. Jika calon wakil rakyat yang memakai sepeda onthel untuk kampanye itu mau berpikir sejenak, mungkin ia akan lebih memilih mendahulukan mengkampanyekan keamanan jalan raya ketimbang harus mempertaruhkan nyawa mengajak orang bersepeda di jalan penuh bahaya.

 *** 
Seperti lapak-lapak pedagang kakilima, jalan-jalan seantero Batam menjadi ajang cari muka calon-calon wakil rakyat yang akan ikut Pemilu tahun depan. Mereka menjual gambar-gambar ramah mereka kepada pemakai jalan. Amburadulnya penataan baliho-baliho kampanye terselubung itu, seolah “memaksa” setiap orang yang lewat untuk memperhatikan foto-foto mereka. Ini jelas kian mengundang bahaya. Konsentrasi pemakai kendaraan bisa pecah gara-gara sibuk memperhatikan baliho-baliho orang-orang “ramah” itu. Seharusnya ada aturan yang baik dalam penataan baliho-baliho itu. Tidak seenak udelnya saja dipasang di mana saja.

Bahkan belum menjadi wakil rakyat saja, mereka sudah “merampok” hak publik warga.

 Jalan raya adalah area publik. Karena area publik itulah setiap orang yang memanfaatkannya dikenai pajak. Tapi yang demikian, tak lantas melupakan hak masyarakat untuk tidak diganggu oleh baliho-baliho calon wakil rakyat yang justru lebih merusak pemandangan kota itu. Sekali lagi, calon-calon wakil rakyat itu berhak memasang foto-foto mereka, juga karena negara mendapat pemasukan dari pajaknya. Tapi juga ada tidak bisa semena-mena.

Contohlah Singapura. Jika Anda berkeliling jalanan Singapura, tak akan Anda jumpai jejeran baliho calon wakil rakyat atau partai politik yang memenuhi sepajang jalan. Ada tempat khusus bagi para politikus untuk memasang foto mereka, juga gambar partai mereka. Bahkan saat pemilihan umum saja, alat-alat kampanye dibuat portable, mudah dipasang dan dibersihkan, dan tidak bisa ditempel di mana-mana. Di Singapura, jika misalnya kemarin kampanye, hari ini tempat-tempat kampanye itu sudah bersih dari atribut-atribut alat kampanye. Pohon-pohon tidak boleh dipaku untuk ditempeli alat kampanye. Juga sarana-sarana publik bebas dari stiker-stiker kampanye yang sulit dibersihkan itu.

Di Batam, bahkan bekas kampanye lima tahun silam hingga kini masih banyak yang mengotori sarana publik, ehhh…. tahun depan sudah kembali dikotori. Mereka yang berpesta, kita yang sengsara. 

Diterbitkan untuk DIA, 24 Februari 2013

Sultan Yohana

Sultan Yohana

Related Posts

UMK Batam dan “Minimarket Negara” ala Singapura
Batam

UMK Batam dan “Minimarket Negara” ala Singapura

November 13, 2014
Calo Tiket Pun Melanggar HAM
Batam

Calo Tiket Pun Melanggar HAM

August 1, 2014
$$$$$$$$
Batam

$$$$$$$$

September 2, 2013
Next Post
Nasi…, Onalisme*

Nasi…, Onalisme*

$$$$$$$$

$$$$$$$$

PM Lee & Sambutan 35 Halaman Sani

PM Lee & Sambutan 35 Halaman Sani

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Me

Rekomendasi

Kikuk Motret Jalanan: dengan kamera gedhe

Kikuk Motret Jalanan: dengan kamera gedhe

1 year ago
Susahnya Punya Mobil di Singapura

Susahnya Punya Mobil di Singapura

12 years ago
Kartini Saya, ya Ibu Saya!

Kartini Saya, ya Ibu Saya!

10 years ago
Sepasang Cinta

Sepasang Cinta

18 years ago

Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Kategori

  • Batam
  • Bolaisme
  • Catatan Bola
  • Catatan Lepas
  • Catatan Publik
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek
  • Humaniora
  • Indonesiaku
  • Jurnalisme
  • Kultur
  • Ngalor Ngidul
  • Politisasi
  • Review
  • Sastra
  • Singapura
  • Tentang Aku
  • Video

Topics

Abdul Gofur Air minum Alas kaki Batam Bebas kendaraan Bule Cara mengajar Catatan Citizen Dollar Efisiensi Foto Gadis China Gibran Humaniora Indonesia Jatim Johor Kedai Kucing Kurs Lee Kwan yeo Malang Malaysia Masjid Mudik Netizen Pendidikan Pengemis Profesi rasa singapura Rezeki Rotan Rupiah Secondary school Sejarah Sepakbola Singapore Singapura Taipei Taiwan Thailand Tradisional Vietnam Warung
No Result
View All Result

Highlights

Sepakbola Sederhana!

Ketika Banyak Restoran “Terpaksa” Jadi Halal

Keteladanan Lee Kuan Yew

Eror “White Balance” Mata!

Secondary School di Singapura

Sepasang Orangtua dan Pembantunya

Trending

Bebas Merdeka tanpa Kendaraan
Humaniora

Bebas Merdeka tanpa Kendaraan

by Sultan Yohana
December 26, 2025
0

SEJUJURNYA, dalam sepuluh tahun terakhir, saya merasakan betapa bebas merdekanya pikiran saya, setelah tidak diribeti oleh kepemilikan...

Pagi yang Nyaris Sempurna

Pagi yang Nyaris Sempurna

December 21, 2025
KH Bisri, Rais Aam yang Mengajar Bocah Baca Quran

KH Bisri, Rais Aam yang Mengajar Bocah Baca Quran

December 6, 2025
Sepakbola Sederhana!

Sepakbola Sederhana!

November 24, 2025
Ketika Banyak Restoran “Terpaksa” Jadi Halal

Ketika Banyak Restoran “Terpaksa” Jadi Halal

November 21, 2025
Sultan Yohana

© 2023 Sultan Yohana

Kunjungi Juga

  • Tentang Saya
  • Privacy Policy
  • Kontak

Ikuti Saya

No Result
View All Result
  • Catatan Lepas
  • Catatan Bola
  • Cerita Foto
  • Cerita Sangat Pendek

© 2023 Sultan Yohana